Pengusaha terkenal itu tidak mengatakan kalimat tersebut sebagai candaan. Ia benar-benar serius, dan keseriusannya ditunjukkan melalui tindakan nyata. Melepas segala kenyamanan yang di milikinya selama tinggal di negeri kincir angin, Bob kembali ke tanah air dan mencoba hidup miskin.
Kisah ini terjadi pada tahun 1967. Tahun yang menjadi titik balik dalam kehidupan Bob Sadino. Sejak tahun 1958, pria kelahiran Lampung tersebut sudah tinggal di Jerman dan Belanda serta bekerja di perusahaan ekspedisi Djakarta Lyod. Pekerjaannya saat itu membuat Bob Sadino sering bepergian ke banyak negara, terutama Eropa. Ia hidup serba berkecukupan.
“Siang kerja dan malamnya pesta serta dansa. Begitu – begitu aja, terus menikmati hidup,” ujar Bob menggambarkan gaya hidupnya selama tinggal di belahan Utara.
Jika sebagian besar orang umumnya terlena akan gaya hidup kelas atas seperti itu, tidak demikian dengan Bob. Sementara menjalani kehidupan yang dipandang enak dan nyaman, batinnya berperang. Ia tak merasa bisa menikmati kehidupannya saat itu.
“Atasan saya waktu itu goblok.” Bob menjelaskan salah satu alasan ia tak betah. Tertekan dengan atasannya, ia memutuskan keluar dari pekerjaan, meninggalkan semua fasilitas dan kehidupan enaknya lalu kembali ke Jakarta.